![]() |
Gerak Semu Matahari |
Masyarakat sering bertanya kenapa pada musim kemarau udara terasa dingin, walaupun ini merupakan fenomena normal, namun tidak hanya para pakar yang harus tahu, masyarakat awam pun perlu untuk mengetahui fenomena ini.
Berdasarkan posisi gerak semu matahari, bulan Juni ini matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU), sehingga wilayah yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) menerima radiasi matahari dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan wilayah yang berada di BBU. Teori Gerak Brown menjelaskan bahwa semakin rendah suhu udara disuatu wilayah maka semakin tinggi tekanan yang ada, sehingga wilayah yang berada di BBS memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dibandingkan wilayah yang berada di BBU.
Menurut hukum Buys Ballot bahwa angin bertiup dari wilayah bertekanan tinggi menuju wilayah bertekana rendah sehingga terjadilah angin monsun Australia yaitu angin yang bertiup dari benua Australia menuju benua Asia. Aliran angin monsun Australia ini membawa udara dengan sifat kering karena kurangnya kandungan uap air dan dingin yang menyebabkan kondisi udara relatif lebih dingin terutama pada malam hari untuk wilayah yang berada di BBS serta dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
Kondisi musim kemarau yang memunculkan cuaca cerah dengan sedikit awan di wilayah Indonesia selatan ekuator turut berperan dalam menciptakan suhu dingin di malam hari. Awan memiliki salah satu fungsi menghalangi radiasi matahari yang sampai ke bumi sehingga intensitas radiasi matahari di bumi berkurang dan mengakibatkan suhu udara tidak terlalu tinggi pada siang hari serta menghalangi radiasi bumi menuju atmosfer sehingga intensitas radiasi bumi yang lolos menuju atmosfer tidak terlalu banyak sehingga suhu udara tidak terlalu rendah pada malam hari. Sehingga, jumlah tutupan awan yang sedikit di musim kemarau mengakibatkan radiasi matahari pada siang hari akan lolos masuk ke bumi tanpa atau sedikit halangan dan mengakibatkan tingginya suhu udara pada siang hari sedangkan radiasi bumi pada malam hari yang lolos ke atmosfer juga tanpa atau sedikit halangan dan mengakibatkan rendahnya suhu udara pada malam hari. Hal ini sesuai dengan teori ‘thermal energy balance’ dimana energi masuk (radiasi matahari) sama dengan energi keluar (energi bumi).