Gempabumi adalah getaran yang terjadi pada bumi yang disebabkan oleh adanya pergerakan secara tiba-tiba akibat patahnya batuan yang mengalami regangan melampaui batas elastisitasnya (Sapiie dkk, 2001). Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempabumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala Richter (SR). Ilmuan yang mempelajari tentang gempabumi disebut seismologist dan alat yang digunakan seismologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut seismograf.
Menurut Teori Elastic Rebound yang dinyatakan oleh Seismolog Amerika, Reid, (Bullen, 1965; Bolt, 1985) menyatakan bahwa gempa bumi merupakan gejala alam yang disebabkan oleh pelepasan energi regangan elastisbatuan, yang disebabkan adanya deformasi batuan yang terjadi pada lapisan lithosfer. Deformasi batuan terjadi akibat adanya tekanan (stress) dan regangan (strain) pada lapisan bumi. Tekanan atau regangan yang terus menerus menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai batas maksimum dan mulai terjadi pergeseran dan akhirnya terjadi patahan secara tiba-tiba.
Mekanisme gempa bumi dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut,jika terdapat 2 buah gaya yang bekerja dengan arah berlawanan pada batuan kulit bumi, batuan tersebut akan terdeformasi, karena batuan mempunyai sifat elastis. Bila gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu yang lama dan terus menerus, maka lama kelamaan daya dukung pada batuan akan mencapai batas maksimum dan akan mulai terjadi pergeseran. Akibatnya batuan akan mengalami patahan secara tiba-tiba sepanjang bidang patahan Gambar 2.1. setelah itu batuan akankembali stabil, namun sudah mengalami perubahan bentuk atau posisi. Pada saat batuan mengalami gerakan yang tiba-tiba akibat pergeseran batuan, energi stress yang tersimpan akan dilepaskan dalam bentuk getaran yang dikenal sebagai gempa bumi. (Ari Sungkowo, 2016)
![]() |
Mekanisme terjadinya gempa bumi (Thomson, 2008) |
Tektonik Indonesia
Kondisi tektonik Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng besar dunia dan beberapa lempeng kecil atau microblocks (Bird, 2003), menyebabkan daerah tersebut berpotensi mengalami banyak kejadian gempa. Indonesia dikelilingi oleh empat lempeng utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng Pasifik. Penelitian lanjutan menggunakan informasi geodetik, geologis, danseismologis menunjukkan bahwa tektonik di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa lempeng kecil, yaitu Burma, Sunda, Laut Banda, Laut Maluku, Timor, Kepala Burung,Maoke, dan Woodlark (Gambar 3.2).
![]() |
Peta Tektonik Indonesia |
Sebagai akibat dari proses tektonik yang terjadi, peristiwa gempa sering terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sebagaimana terlihat pada Gambar 3.3. Salah satusumber gempa yang telah jelas teridentifikasi adalah zona subduksi aktif di bagian barathingga bagian timur Indonesia. Selain itu, sisa energi dari proses tumbukan antar lempengtersebut akan mengakibatkan adanya sesar di daratan atau lautan di beberapa pulau dan laut Indonesia.
![]() |
Peta Seismisitas Indonesia 2023 |
2.1.2 Parameter Gempabumi
Parameter gempa bumi merupakan informasi yang berkaitan dengan kejadian gempa bumi. paramtere gempa bumi ini meliputi waktu kejadian (origin time), lokasi episenter, kedalaman sumber gempa bumi, dan magnitudo.
a. Waktu Kejadian
Waktu kejadian gempabumi (origin time) adalah waktu terlepasnyaakumulasi tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detik dalam satuan UTC (Universal Time Coordinated)
b. Episenter
Episenter adalah titik dipermukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari hiposenter atau focus gempa bumi. Lokasi episenter dibuat dalam system koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur.
c. Kedalaman
Kedalaman sumber gempa bumi adalah jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari permukaan bumi. Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan kilometer (km).
Intensitas gempa bumi merupakan ukuran gempa bumi yang pertama kali digunakan untuk menyatakan besar gempa bumi sebelum manusia dapatmengukur besarnya gempa bumi dengan alat. Ukuran ini dapat diketahui dengan cara melakukan pengamatan langsung efek gempa bumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada suatu lokasi tertentu.
d. Magnitudo
Magnitudo gempa bumi adalah parameter gempa bumi yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa bumi di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudoyang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa bumi yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda.
Mekanisme Sumber Gempa
Mekanisme sumber gempabumi atau focal mechanism adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan sifat perjalaran energigempa bumi yang berpusat pada hiposenter atau fokus gempa bumi itu terjadi (Sykes, 1967). Sesar sering dianggap sebagai mekanisme perambatan energi gelombang elastis pada fokus tersebut, sehingga dengan memperoleh arah gerakan sesar dan arah bidang sesar suatu gempa bumi diperoleh solusi mekanisme sumber gempabumi.
Parameter Bidang Sesar
Mekanisme sumber gempa bumi merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jenis sesar dengan cara menentukan parameter-parameter sesar yang terdiri dari strike, dip dan rake (Zawawi, 2011).
a. Strike
Strike (ɸ) adalah panjangnya pergeseran patahan secara horizontal yaitu sudut yang dibentuk jurus sesar dengan arah utara. Strike diukur dari arah utara ke timur searah jarum jam sampai jurus sesar (0˚≤ɸ≤360˚).
b. Dip
Dip (δ) adalah besarnya pergeseran patahan ke arah bawah, yaitu sudut yang dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur pada bidang vertikal dengan bidang arahnya tegak lurus strike sesar (0˚≤ δ≤90˚).
c. Rake
Rake (λ) adalah sudut yang dibentuk oleh arah slip dan strike sesar. Rake bernilai positif pada sesar naik (reverse fault) dan bernilai negatif pada sesar turun (normal fault) (-180˚≤ λ ≤180˚).
Berdasarkan genetis atau gaya yang bekerja padanya, jenis bidang sesar dibedakan menjadi:
a. Sesar Turun (Normal Fault) yaitu hanging wall pada sesar relatif turun terhadap foot wall
b. Sesar Naik (Reverse Fault) yaitu hanging wall pada sesar relatif naik terhadap foot wall
c. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) yaitu sesar dengan arah gerakan relatif mendatar satu sama lain.
Sesar ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Left lateral strike slip fault (sinistral strike slip fault), apabila hanging wall bergerak ke kiri
b. Right lateral strike slip fault (dextral strike slip fault), apabila hanging wall bergerak ke kanan
![]() |
Jenis-Jenis Bidang Sesar (Zawawi, 2011) |
![]() |
Proses Terjadinya Gelombang Tsunami (BMKG, 2023) |
![]() |
Daerah Potensi Tsunami Di Indonesia (BMKG, 2024) |
- Sapiie, dkk. (2001). Geologi Fisik. Bandung: ITB
- Bulen, & Bolt. (1985). An Introduction to the Theory of Seismology. Cambridge University Press, 4th Edition, 509 pp.
- Sungkowo, A. (2016). Studi Kerentanan Sesimik dan Karakteristik Dinamik Tanah di Kota Yogyakarta dari Data Mikrotremor. Yogyakarta: Tesis, Universitas Islam Indonesia.
- Bird, P. (2003), An updated digital model of plate boundaries, Geochem. Geophys. Geosyst., 4(3), 1027, doi:10.1029/2001GC000252
- Sykes, L. R., 1967. Mechanism of Earthquake and Nature of Faulting on the Mid-Oceanic Ridges. Journal of Geophysical Research, Volume 72, pp. 2131-2153.
- Zawawi, A., 2011. Analisa Mekanisme Pusat Gempa Bumi di Cilacap Jawa Tengah Pada Tanggal 04 April 2011, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
- Sulistiawaty, S., Tiwow, V. A., & Saleh, S. (2020, November). Mitigasi Bencana Gempabumi dan Tsunami. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat.
- Sutrisnawati, N. K. (2018). DAMPAK BENCANA ALAMBAGI SEKTOR PARIWISATA DI BALI. Jurnal Ilmiah
- Hospitality Management, 9(1), 57–66. https://doi.org/10.22334/jihm.v9i1.144
- Tarigan, 2005, Pembelajaran dari Gempa Mexico, Liwa, Aceh dan Nias, Seminar DPRDSU 7 Juli 2005, DPRD SU, Medan.
- Sutrisno. 2006. Penentuan Waktu Datang Gelombang Tsunami di Beberapa Kota PantaiSelatan Jawa Barat sebagai Informasi Penting dalam Usaha Penyelamatan Secara Preventif Menghadapi Bencana Tsunami. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
- Zein, M., T. 2005. Bencana Tsunami dan Gempabumi di Aceh, Diskusi Bencana Tsunami dan Gempabumi di Aceh, The Habibie Center–16 Februari 2005, Jakarta.
- Bryant, E. 2008. Tsunami : Underrated Hazard Springer and Praxis Publishing, London.
- Wang, X. (2011). User manual of COMCOT - a tsunami generation propagation and runup model. GNS Science Report, 1-102.
- Prasetya G, Wang X, Palmer N, Grant G. 2013. Tsunami Inundation Modelling For Riverton and New River Estuary Southland. GNS Science Consultancy Report. pp87
- Li, L., Qiu, Q., & Huang, Z. (2012). Numerical modeling of the morphological change in Lhok Nga, west Banda Aceh, during the 2004 Indian Ocean tsunami: understanding tsunami deposits using a forward modelling method. Natural hazards, 64(2), 1549-1574.