Karakteristik Gelombang Rossby Penyebab Hujan Lebat

0 Comments
Home
Meteorologi
Karakteristik Gelombang Rossby Penyebab Hujan Lebat
Karakteristik Gelombang Rossby yang dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia, khususnya gelombang Rossby ekuator (Equatorial Rossby Waves), memiliki ciri-ciri atmosferik dan dinamika tertentu yang mampu memicu atau memperkuat pembentukan awan dan hujan. Berikut adalah penjelasan mendalamnya:

Karakteristik Gelombang Rossby yang Meningkatkan Curah Hujan di Indonesia

1. Adanya Konvergensi Massa Udara di Permukaan
Saat fase aktif dari gelombang Rossby melintasi wilayah Indonesia, terjadi konvergensi angin di lapisan bawah atmosfer (850 hPa). Ini menyebabkan udara terdorong naik secara vertikal (uplift) → menciptakan kondisi ideal untuk pembentukan awan konvektif (Cumulonimbus) → hujan lebat.

2. Meningkatnya Aktivitas Konveksi
Gelombang Rossby membawa anomali tekanan rendah dan peningkatan kelembapan di wilayah tropis. Akibatnya, konveksi meningkat, dan awan hujan berkembang lebih luas dan lebih dalam. Ini sangat efektif meningkatkan curah hujan, terutama di wilayah yang sudah lembap seperti Indonesia.

3. Pergerakan Lambat dan Berskala Besar
Gelombang Rossby bergerak lebih lambat dibandingkan gelombang tropis lain seperti gelombang Kelvin atau MJO.

Karena kecepatannya lambat (~10–20 m/s), fase basah dari gelombang Rossby dapat bertahan lebih lama (beberapa hari hingga satu minggu) di atas Indonesia → curah hujan meningkat secara berkelanjutan.

4. Distribusi Tekanan dan Anomali Angin
Gelombang Rossby memunculkan anomali angin barat di ekuator yang mendukung konvergensi dengan angin timur yang dominan → memperkuat zona pertemuan angin (Intertropical Convergence Zone/ITCZ). Ini mempertebal lapisan awan dan memperbesar potensi hujan.

5. Interaksi dengan MJO dan Gelombang Kelvin
Ketika gelombang Rossby berinteraksi dengan fase basah MJO atau gelombang Kelvin, dampaknya bisa saling menguatkan → curah hujan sangat tinggi dalam waktu singkat. Fenomena ini kadang disebut sebagai "superposition" dari gelombang tropis.

Karakteristik  Gelombang Rossby Penyebab Hujan Lebat:
  • Konvergensi angin di lapisan bawah massa Udara naik → hujan meningkat
  • Anomali tekanan rendah → Mendukung pembentukan awan
  • Kecepatan lambat (~10–20 m/s)→ Fase hujan bertahan lama
  • Meningkatnya kelembapan →Awan konvektif tumbuh
  • Interaksi dengan MJO/Kelvin →Potensi hujan ekstrem
Studi Kasus (Contoh)
Pada beberapa kejadian banjir besar di Indonesia (misalnya di Jakarta atau Kalimantan), analisis cuaca menunjukkan bahwa gelombang Rossby aktif melintas bersamaan dengan MJO fase basah, menyebabkan curah hujan ekstrem.

outgoing long wave

Gambar diatas adalah visualisasi varians harian Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang telah difilter sehingga memperlihatkan karakteristik gelombang atmosfer tropis: Kelvin, Equatorial Rossby (ER), Mixed Rossby‑Gravity (MRG), dan Eastward Inertio‑Gravity. Panel (b) menampilkan varians untuk gelombang Rossby ekuator terkait curah hujan. Dengan konteks ini, saya jelaskan karakteristik Equatorial Rossby Wave yang terbukti meningkatkan curah hujan di Indonesia:

Karakteristik Gelombang Rossby Ekuator yang Meningkatkan Curah Hujan di Indonesia
1. Perubahan Probabilitas Hujan Ekstrem
Studi di Sulawesi menunjukkan fase aktif gelombang Rossby ekuator (ER) dapat meningkatkan probabilitas hujan ekstrem harian hingga +50%, sementara fase tertekan dapat menurunkannya hingga −50% . Studi di Jawa juga mengonfirmasi bahwa ER waves berkontribusi pada peningkatan peluang hujan ekstrem hingga sekitar 45% saat fase konvektif aktif 

2. Konvergensi Uap & Penurunan OLR
Pada fase konvektif gelombang Rossby ekuator, terbentuk konvergensi kelembapan di lapisan bawah atmosfer yang ditandai oleh anomali OLR negatif (awan tebal) dan kelembapan tinggi. Ini memberikan kondisi ideal bagi pertumbuhan awan konvektif dan hujan lebat 

3. Kecepatan Lambat & Durasi Lama
Gelombang Rossby ekuator bergerak lambat, sekitar 5–10 m/s, dengan periode berkisar antara 10 hingga 20 hari. Karena kecepatan relatif lambat, fase basah dapat bertahan cukup lama di atas Indonesia, memberikan waktu yang cukup untuk lintasan curah hujan berkepanjangan.

4. Pola Fokus Off‑Ekuator
Berbeda dengan Kelvin wave yang simetri di ekuator, gelombang ER menampilkan konveksi maksimum di sekitar ±10° lintang, yang sering mencakup pulau-pulau seperti Jawa dan Sulawesi di wilayah Maritime Continent, meningkatkan peluang terjadinya hujan lokal khususnya di wilayah tersebut 

.5. Interaksi dengan Gelombang Kelvin dan MJO
Ketika gelombang Rossby ekuator terjadi bersamaan dengan Kelvin wave atau berada dalam fase aktif MJO, potensi hujan ekstrem meningkat secara dramatis. Kombinasi ini bahkan bisa meningkatkan peluang hujan ekstrem hingga hingga dua kali lipat, dan jika ketiga fenomena tersebut bertepatan, efektivitasnya bisa jauh lebih tinggi 

Karakteristik ER Wave Dan Dampak pada Curah Hujan
  • Fase aktif meningkatkan hujan +50% dapat  Meningkatkan peluang hujan ekstrem di wilayah terdampak
  • Konvergensi kelembapan & OLR rendah dapat Memicu pembentukan awan konvektif yang padat
  • Pergerakan lambat & durasi panjang mengakibatkan Fase hujan luas dan kontinu terjadi selama beberapa hari
  • Konveksi off‑ekuator sangat Efektif meningkatkan hujan di pulau-pulau seperti Sulawesi/Jawa
  • Interaksi sinergis dengan MJO/Kelvin dapat berpotensi hujan ekstrem meningkat berlipat 

Gelombang Rossby ekuator dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia melalui:
  • Fase aktif konvektif yang meningkatkan probabilitas hujan ekstrem.
  • Konvergensi kelembapan yang kuat dan anomali OLR negatif.
  • Pergerakan lambat memanjang durasi hujan.
  • Fokus konveksi di lintang tropis yang mencakup wilayah Maritime Continent.
  • Efek sinergis dengan fenomena tropis lainnya seperti Kelvin wave dan MJO.

No comments

We really hope for your comments to improve the quality of the blog.